Baper
B.A.P.E.R.
Saat ingat dosa, rasanya memang lebih mudah bagi kita untuk menghinakan diri di hadapan Allah Ta’ala. Lebih ringan hati memancung jemawa. Lebih punya dorongan kuat untuk tobat nasuha. Hati juga lebih gembur. Lebih mudah tumpah air mata. Ditambah membaca ayat tentang neraka, remuk redamlah jiwa.
Itu ketika sedang ingat...
Ketika jiwa sedang lalai, beda cerita. Baca berlembar-lembar ayat rasanya lewat begitu saja. Tak ada kesan, apalagi rasa. In syaa Allah tetap berpahala. Sebagaimana kabar dari Rasulullah, bahwa ada sepuluh kebaikan yang terkandung dalam setiap huruf Al-Qur’an yang kita baca. (lih. HR. Tirmidzi) Tapi, ya begitu, seakan Al-Qur’an tak berbicara apa-apa pada kita.
Mungkin, karena itu, para salaf (generasi awal dan terbaik umat ini) tak pernah menganggap remeh dosa-dosa mereka. Sebagaimana perumpamaan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan: “Sungguh, orang beriman itu melihat dosa-dosanya seakan-akan dia duduk di bawah sebuah gunung. Dia takut gunung itu akan menimpanya. Sedangkan orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti melihat lalat melintas di depan hidungnya. Lalu dia usir dengan mengibaskan tangannya.” (HR. Tirmidzi).
Betapa syahdu hidup ini kalau setiap membaca Al-Qur’an kita bisa baper. Ada kalanya menangis takut pada Allah. Ada kalanya menangis gembira dan penuh rasa syukur, karena sadar ternyata nikmat Allah begitu besar tiada tertakar. Atau, merasa hidup lebih optimis, karena tercerahkan oleh ilmu Allah yang begitu luas tanpa batas.
Ngomong-ngomong, biar bisa merasakan takut dan syukur saat membaca Al-Qur'an, berarti kita mesti paham makna ayat yang kita baca. Betapa nikmatnya kalau kita bisa bahasa Arab. So, ayo ngaji.... ^ _ ^
.
.
.
#abunnada
#mawasdiri
#renewingbukuSEJENAKJEDA